Selasa, 06 Mei 2014

Negeri Sakura

Sistem
Pengertian Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

Perkembangan Perekonomian di Jepang
Ekonomi pasar bebas dan terindustrisasi Jepang merupakan ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Cina dalam istilah paritas daya beli internasional. Ekonominya sangat efisien dan bersaing dalam area yang berhubungan ke perdagangan internasional, tapi produktivitas lebih rendah di bidang agrikultur, distribusi, dan pelayanan.
Setelah mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia dari 1960-an ke 1980-an, ekonomi Jepang merosot secara drastis pada awal 1990-an, ketika "ekonomi gelembung" jatuh. Persediaan kepemimpinan industri dan teknisi, pekerja yang berpendidikan tinggi dan bekerja keras, tabungan dan invesatasi besar dan promosi intensif pengembangan industri dan perdagangan internasional telah memproduksi ekonomi industri yang matang.
Jepang memiliki sumber daya alam yang rendah, tetapi perdagangan menolongnya mendapatkan sumber daya untuk ekonominya.
Meskipun prospek ekonomi jangka panjang Jepang masih bagus, namun sekarang dia berada dalam resesi terburuknya sejak Perang Dunia II. Harga saham dan properti tetap yang turun, menandai akhir dari "ekonomi busa" 1980-an. GDP nyata di Jepang tumbuh rata-rata sekitar 1% antara 1991-98, dibandingkan dengan 1980-an sekitar 4%. Pertumbuhan di Jepang pada dekade ini lebih rendah dari pertumbuhan negara maju lainnya. Jepang memasuki masa resesi pada awal millenia, dimulai oleh resesi di Amerika Serikat, tetapi sejak 2003 telah mulai tumbuh kembali dengan kuat dan pada 2004 menikmati pertumbuhan tertinggi sejak 1990.

Sistem Perekonomian Pasar Jepang
Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat.
Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat,dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Industri utama Jepang adalah sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi. Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan. Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal dari sektor jasa.
Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal konsep-konsep lokal, seperti Sistem Nenkō, nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.

Para Pelaku Ekonomi di Jepang
Para pelaku ekonomi di Jepang bergerak dalam dua sktor, yaitu sektor pemerintah dan sektor swasta. Akan tetapi yang lebih dominan yaitu pada sektor swasta, karena negara Jepang menganut sistem ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme.

Pembangunan Perekonomian Jepang
Jepang merupakan salah satu Negara paling maju di dunia. Saat ini ekonomi pasar bebas dan industri Jepang merupakan yang ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina, dilihat dari segi varitas daya beli internasional. Ekonomi jepang ini dibentuk dari semua elemen yang membentuk ekonomi modern yaitu : industri, perdagangan, pertanian, dan lain sebagainya. Kesemuanya ini disokong oleh sistem informasi dan transportasi serta perbankan yang baik.
Faktor lain, yang juga mendukung perekonomian Jepang adalah hubungan baik dengan berbagai banyak negara yang akhirnya membantu melancarkan perdagangan luar negerinya. Ciri-ciri khas ekonomi Jepang di antaranya adalah kerja sama yang erat diantara perusahaan yang bergerak di bidang pengilangan, perbekalan, pengedaran, dan bank (kelompok kerja sama ini disebut keiretsu), negosiasi upah antara perusahaan swasta dengan serikat buruh (shunto), hubungan baik dengan birokrasi pemerintahan, dan jaminan karir sepanjang hayat (shushin koyo) untuk hampir sepertiga tenaga kerja di kota, serta jaminan kontrak kerja bagi buruh.
Secara keseluruhan, selama tiga dekade, pertumbuhan ekonomi Jepang sebenarnya amat mengagumkan: rata-rata 10% pada dekade 1960-an, rata-rata 5% pada 1970-an, dan rata-rata 4% pada 1980-an. Hal itu didorong dari banyaknya investasi di sektor-sektor industri dan juga tingginya tabungan rakyat pada saat itu yang membantu pertumbuhan perbankan yang solid. Modal ini kemudian banyak digunakan dalam hal pengenalan teknologi baru, kebanyakan dibawah lisensi perusahaan asing.
Dalam pertumbuhan ekonominya, Jepang sering mengalami pasang surut. Salah satu contoh penurunannya adalah pada tahun 1974, pertumbuhan ekonomi jepang turun sampai –0.5%, sangat berbeda dari pertumbuhan ekonominya pada tahun 1960-an hingga awal 1970-an yang bisa mencapai 11%. Ini disebabkan karena terjadinya krisis minyak. Hal itu membuktikan kelemahan ekonomi Jepang yang sangat tergantung pada impor minyak sebagai sumber energi dari negara lain. Pertumbuhan ini pun kembali melesu pada dekade 1990-an, terutamanya disebabkan dampak sampingan perburuhan secara berlebihan selepas tahun 1980-an dan dasar-dasar ekonomi pengurangan inflasi yang bertujuan membebaskan diri dari kelebihan spekulasi pasaran saham dan harga penjualan tanah.
Di awal tahun 2008 ini, pertumbuhan ekonomi Jepang kembali bergerak lambat, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya yaitu merosotnya investasi perumahan. Menurunnya investasi di sektor perumahan tersebut disebabkan berkurangnya aktivitas konstruksi akibat pengetatan regulasi Juni tahun lalu. Hal tersebut dilakukan menyusul skandal pemalsuan data bangunan pendirian beberapa blok apartemen oleh seorang arsitek Jepang. Para pengusaha di sektor perumahan juga mengaku kesulitan menyesuaikan diri dengan kebijakan baru tersebut, sehingga mereka memilih untuk menahan dulu investasi di sektor tersebut. Tantangan terbesar yang dihadapi Pemerintah Jepang, menurut mereka, adalah membenahi sektor belanja konsumen yang mengalami keterpurukan akibat menurunnya sentimen, lambatnya pertumbuhan upah, dan melambungnya sejumlah harga komoditas.

Letak geografis Jepang
Jepang merupakan Negara berbentuk kepulauan di timur daratan Asia yang membentang dari utara hingga ke selatan. Jepang dinamakan oleh orang jepang sendiri yaitu Nippon dan juga dijuluki sebagai Negeri Sakura dan Negara Matahari Terbit. Letak Geografis Jepang sendiri adalah di persisir Lautan Pasifik, lebih tepatnya di sebelah timur Benua Asia. Istilah dari kepulauan Jepang merujuk pada empat pulau besar dari utara ke selatan, Hokkaido, Honshu, Shikoku, Kyushu, dan kepulauan Ryukyu yang berada di selatan Kyushu. Rata – rata sekitar 70% hingga 80% wilayah di jepang terdiri dari pegunungan berhutan lebat yang cocok untuk pertanian, industri, dan juga permukiman. Tetapi daerah yang curam juga berbahaya untuk dihuni karena bisa beresiko tanah longsor. Oleh sebab itu, permukiman penduduk jepang terpusat di kawasan pesisir. Dan jepang termasuk salah satu Negara berpenduduk terpadat di dunia. Jepang yang beribukota di Tokyo ini merupakan Negara Industri terbesar ke-2 setelah Amerika serikat.

Berikut ini fakta-fakta menarik seputar negara Jepang :
  • Luas Wilayah Jepang : 370.370 KM2
  • Letak Astronomis  : 30° LU – 47° LU dan 128° BT – 146° BT;
  • Letak Geografis  : jepang terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, di sebelah timur benua Asia dan Sebelah barat samudera Pasifik
  • Iklim    : muson laut sedang
  • Keadaan penduduk  : tahun 1998, jumlah penduduknya adalah 126.400.00 jiwa. Pertumbuhan penduduknya 0,3% dan kepadatannya 326 jiwa/KM2.
  • Bentuk pemerintahaan : kepala negaranya adalah Kaisar/tenno, dan lepala pemerintahan jepang adalah perdana mentri
  • Bahasa   : kebanyakan bahasa yang digunakan bahas jepang dengan huruf Kanji
  • Agama   : sebagian besar agamanya adalah Sinto dan Budha
  • Kegiatan ekonnomi  : Industri, perikanan, pertanian, perdagangan, pertambangan dan perhubungan.
  • Kebudayaan  : kebanyakan jepang menerima pengaruh dari cina tetapi terdapat juga perbedaan yang jelas antara keduanya misalnya seni sendra tari, upacara minum teh, teknik merangkai bunga, dll. Tetapi kebudayaan dan kebiasaan jepang yang harus di contoh adalah suka bekerja keras dan kedisiplinan yang tinggi.

Mata Pencaharian di Jepang
Sektor jasa

Japan Airlines adalah salah satu maskapai penerbangan terbesar di dunia.
Sejumlah tiga perempat dari total penghasilan ekonomi Jepang berasal dari sektor jasa. Industri utama sektor jasa di Jepang berupa bank, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, dan telekomunikasi. Mitsubishi UFJ, Mizuho, NTT, TEPCO, Nomura, Mitsubishi Estate, Tokio Marine, Japan Railway, Seven & I, dan Japan Airlines adalah nama-nama perusahaan Jepang yang termasuk perusahaan terbesar dunia. Kebijakan Pemerintah Jepang di masa Perdana Menteri Junichiro Koizumi melakukan swastanisasi Japan Post. Enam keiretsu utama terdiri dari grup Mitsubishi, Sumitomo, Fuyo, Mitsui, Dai-Ichi Kangyo, dan Sanwa. Sejumlah 326 perusahaan Jepang berada dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari total perusahaan dalam daftar Forbes Global 2000 pada tahun 2006.

Sektor industri
 
Industri ekspor utama Jepang adalah otomotif, elektronik konsumen, komputer, semikonduktor, besi, dan baja. Industri penting lain dalam ekonomi Jepang adalah petrokimia, farmasi, bioindustri, galangan kapal, dirgantara, tekstil, dan makanan yang diproses. Industri manufaktur Jepang banyak bergantung pada impor bahan mentah dan bahan bakar minyak.
Kawasan industri tersebar di sejumlah prefektur. Di wilayah Kantō, kawasan industri berada di Chiba, Kanagawa, Saitama, dan Tokyo (kawasan industri Keihin). Di wilayah Tōkai, kawasan industri Chukyo-Tokai berada di Aichi, Gifu, Mie, dan Shizuoka. Di wilayah Kansai, kawasan industri Hanshin berada di Osaka, Kyoto, dan Kobe. Kawasan industri Setouchi mencakup barat daya Pulau Honshu dan bagian utara Shikoku sekitar Laut Pedalaman Seto, sementara di Kyushu, kawasan industri berada di bagian utara Kyushu (Kitakyūshūe)


Pertanian
Padi adalah tanaman pangan terpenting di Jepang. Pemandangan sawah dan hasil panen di Kurihara, Prefektur Miyagi pada musim gugur. Walaupun hanya 12% dari luas daratan di Jepang yang bisa dipergunakan untuk pertanian, namun hasilnya termasuk memuaskan. Besarnya hasil pertanian didukung oleh kesuburan lahan pertanian karena tanah yang mengandung abu vulkanis. Di samping itu, penggarapan lahan pertanian dilakukan secara intensif dengan didukung teknologi maju. Sektor pertanian adalah sektor yang diproteksi pemerintah dan menerima subsidi dalam jumlah besar.

Hasil pertanian Jepang berupa padi, kentang, jagung, gandum, kacang, kedelai, dan teh. Hasil peternakan berupa babi, ayam, telur, sapi dan susu. Sayur-sayuran berupa lobak, kubis, ketimun, tomat, wortel, bayam, dan selada. Sedangkan buah-buahan yang banyak ditanam adalah apel dan jeruk. Apel merupakan produk unggulan Tohoku dan Hokkaido. Buah pir merupakan produk pertanian unggulan Prefektur Tottori. Perkebunan jeruk berada di Shikoku, Shizuoka, dan Kyushu. Tanaman pir dan jeruk dibawa masuk ke Jepang oleh pedagang Belanda di Nagasaki pada akhir abad ke-18. 
Padi adalah tanaman pangan yang sangat diproteksi pemerintah Jepang. Beras impor dikenakan bea masuk 490% dan pembatasan kuota sebesar 7,2% dari rata-rata konsumsi beras tahun 1968 hingga 1988. Impor di luar kuota tidak dilarang, namun dikenakan bea masuk 341 per kilogram. Tarif bea masuk beras impor yang sekarang (490%) diperkirakan akan naik menjadi 778% menurut perhitungan baru yang akan diberlakukan sesuai Putaran Doha. 
Walaupun Jepang biasanya dapat melakukan swasembada beras (kecuali beras untuk membuat senbei dan makanan olahan), Jepang harus mengimpor 50% dari kebutuhan konsumsi serealia dan bergantung pada impor daging. Jepang mengimpor gandum, sorgum, dan kedelai dalam jumlah besar, terutama dari Amerika Serikat. Jepang merupakan pasar terbesar bagi ekspor pertanian Uni Eropa.

Perikanan
Jepang menempati urutan ke-2 di dunia di belakang Republik Rakyat Tiongkok dalam tonase penangkapan ikan (tahun 1989: 11,9 juta ton), kenaikan tipis dari 11,1 juta ton pada tahun 1980. Setelah terjadi krisis minyak 1973, perikanan laut dalam di Jepang menurun. Pada tahun 1980-an, total tangkapan ikan per tahun rata-rata 2 juta ton. Perikanan lepas pantai mencapai 50 % dari penangkapan ikan total pada akhir 1980-an, meski beberapa kali mengalami kenaikan dan penurunan.
Perikanan pesisir dilakukan dengan perahu kecil, jala, atau teknik penangkaran terhitung sekitar sepertiga produksi total industri perikanan Jepang. Sementara itu, perikanan lepas pantai dengan kapal ukuran menengah terhitung sekitar lebih dari separuh produksi total. Di antara hasil laut yang diambil misalnya: sarden, cakalang, kepiting, udang, salem, cumi-cumi, kerang, tuna, saury, yellowtail, dan makerel.Jepang termasuk salah satu negara yang memiliki armada perikanan terbesar di dunia. Walaupun demikian, Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar) Sejak tahun 1996, Jepang berada di peringkat ke-6 dalam total tangkapan ikan di bawah RRT, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili. Jepang juga menebarkan kontroversi dengan mendukung perburuan ikan paus.

Peta Jepang
Jepang terdiri dari 47 prefektur, masing-masing diawasi oleh gubernur, birokrasi legislatif dan administratif. Setiap prefektur dibagi lagi menjadi kota, kota dan desa. Negara ini sedang mengalami reorganisasi administrasi dengan menggabungkan banyak kota besar, kota kecil dan desa dengan satu sama lain. Proses ini akan mengurangi jumlah wilayah administratif sub-prefektur dan diharapkan dapat memotong biaya administrasi.
Hokkaido Prefektur Aomori Prefektur Akita Prefektur Iwate Prefektur Yamagata Prefektur Miyagi Prefektur Fukushima Prefektur Niigata Prefektur Tochigi Prefektur Gunma Prefektur Ibaraki Prefektur Nagano Prefektur Saitama Prefektur Chiba Tōkyō Metropolis Prefektur Kanagawa Prefektur Toyama Prefektur Ishikawa Prefektur Gifu Prefektur Fukui Prefektur Yamanashi Prefektur Shizuoka Prefektur Aichi Prefektur Shiga Prefektur Kyoto Prefektur Mie Prefektur Nara Prefektur Hyōgo Prefektur Ōsaka Prefektur Wakayama Prefektur Tottori Prefektur Okayama Prefektur Shimane Prefektur Hiroshima Prefektur Yamaguchi Prefektur Kagawa Prefektur Tokushima Prefektur Ehime Prefektur Kochi Prefektur Fukuoka Prefektur Ōita Prefektur Saga Prefektur Nagasaki Prefektur Kumamoto Prefektur Miyazaki Prefektur Kagoshima Prefektur Okinawa Tōkyō Metropolis Prefektur Kanagawa Prefektur Ōsaka Prefektur WakayamaRegions and Prefectures of Japan 2.svg

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Jepang
http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar